Aku tidak akan bertanya, semoga kalian baik-baik saja. Sulit sekali mengumpulkan niat untuk menulis tulisan ini. Seperti foto di atas, kamarku akhir ini sering berantakan. Malam hari aku sengaja menggelar matras yoga dan berharap semoga esok pagi tidak melewatkan olahraga (pada nyatanya itu hanya stretching biasa kkk).
Meski harus meneguk segelas kopi dulu, pada akhirnya aku melakukannya. Setengah jam sampai satu jam aku berusaha menggerakan badan untuk mengeluarkan hormon endorfin. Ya, di umur 23 aku sering merasa pusing, sakit pinggang dan butuh energi bahagia di pagi hari. Mungkin kamu akan bertanya, mengapa ada snack di atas matras? Itu hanya untuk penyemangat, ‘setelah menyelesaikan antrifragile by Le Sserafim aku butuh sesuatu yang manis kkk’.
Tapi ternyata membangkitkan hormon endorfin tidak semudah itu. Setelah semua itu aku hanya berbaring di atas matras sambil menonton You*ube atau membuka reels Instagr*m (@cookiccasne — i don’t use tikt*k). Sadar telah menyia-nyiakan waktu, aku langsung bangkit untuk membereskan kamar.
Semuanya akan beres di pukul 10.00, kemudian makan dan mulai bekerja. Kesadaranku akan berakhir sampai disitu setiap harinya. Waktu berjalan dengan cepat dan aku hampir tidak menyadari semua orang telah berubah. Ya, rumor akhir-akhir ini juga (my bias) sedikitnya membuat perasaanku agak rumit kkk. Tuhan sudah bilang jangan terlalu bersandar pada manusia, tapi aku melakukannya. Karena sulit untuk menjadi manusia sempurna, bukan?
Hidupku jadi hambar akhir-akhir ini dan aku mulai kehilangan minat dengan banyak hal. Aku jadi penasaran dengan orang-orang yang tampaknya selalu terlihat bahagia. Apa yang mereka lakukan saat waktu luang? Berapa teman yang mereka temui setiap minggunya? Bagaimana cara mereka mengatasi sesuatu yang tidak terduga? Apa doa dan harapan yang selalu mereka buat setiap harinya?
Apa ini terjadi karena doa dan harapanku terlalu simpel?
‘Tuhan, beri aku kekuatan untuk menerima hal-hal yang tidak bisa aku ubah, beri aku keberanian untuk mengubah apa yang bisa aku ubah dan beri aku kebijaksanaan untuk membedakan keduanya’
Apa doa dan harapanku terlalu sederhana untuk memberi kekuatan untuk hidup? Ya, aku seperti kehilangan arah dalam segala hal. Aku semakin lupa siapa diriku sendiri. Aku merasa tidak pantas untuk mengalami semua ini, tapi aku mengalaminya.
Aku ingin kembali ke masa di mana aku punya harapan untuk hari esok. Aku penasaran, apa yang kamu doakan dan harapkan akhir-akhir ini?/